Game multiplayer memang seru banget dimainkan bareng teman-teman, tapi ada beberapa game yang justru bisa bikin hubungan pertemanan jadi tegang bahkan rusak total. Fenomena ini udah jadi hal yang lumrah di kalangan gamer Indonesia, terutama mereka yang sering main bareng di warnet atau online.
Nah, kali ini gue bakal bahas 6 game multiplayer yang paling notorious dalam merusak persahabatan. Dari yang bikin emosi sampai yang bikin saling nyalahin, semua ada di list ini. Siap-siap nostalgia sama pengalaman pahit main game bareng temen!
1. Mobile Legends: Bang Bang – Raja Drama Game Multiplayer
Mobile Legends atau yang sering disebut ML ini udah jadi legenda tersendiri dalam hal merusak pertemanan. Game MOBA yang satu ini emang punya tingkat toxicity yang tinggi banget, apalagi kalau main ranked bareng temen.
Yang bikin ML jadi game multiplayer yang merusak persahabatan adalah sistem blame-nya yang kuat. Kalau ada satu orang yang feeding atau gak perform, langsung deh yang lain pada nyalahin. Belum lagi kalau ada yang AFK atau disconnect di tengah match, dijamin bakal ada drama berkepanjangan.
Plus, perbedaan skill level antar teman juga sering jadi masalah. Yang jago suka kesel sama yang noob, sedangkan yang noob merasa di-bully. Ujung-ujungnya? Unfriend dan block di media sosial.
2. Dota 2 – Game Multiplayer Paling Stressful
Kalau ML udah bikin emosi, Dota 2 levelnya udah kayak ujian psikologi. Game MOBA yang satu ini punya learning curve yang sangat steep, dan satu mistake kecil bisa bikin tim kalah total. Makanya, Dota 2 sering disebut sebagai salah satu game multiplayer yang paling merusak mental dan persahabatan.
Yang bikin Dota 2 problematic adalah duration match-nya yang panjang. Bayangin aja, udah main 40-60 menit terus kalah gara-gara kesalahan teman. Rasanya pengen lempar keyboard deh! Belum lagi kalau ada yang rage quit di tengah jalan, sisa timnya jadi harus struggle 4v5.
Komunikasi yang buruk juga sering jadi pemicu pertengkaran. Koordinasi yang gak sinkron bisa bikin strategi berantakan dan berujung pada saling tuduh menuduh.
3. Among Us – Game Multiplayer yang Bikin Paranoid
Siapa sangka game yang keliatan innocent kayak Among Us bisa merusak kepercayaan antar teman? Game multiplayer ini emang didesain buat bikin pemain saling curiga dan berbohong, tapi efek sampingnya bisa terbawa ke kehidupan nyata.
Yang bikin Among Us problematic adalah nature game-nya yang mengharuskan pemain untuk menipu dan memanipulasi. Skill berbohong yang kegabung di game ini kadang bikin orang jadi overthinking tentang kejujuran teman-temannya dalam kehidupan sehari-hari.
Belum lagi kalau ada teman yang terlalu jago jadi impostor, bisa-bisa yang lain jadi trauma dan susah percaya sama dia di real life. Lucu tapi sekaligus menyedihkan kan?
4. Counter-Strike 2 – Kompetitif Game Multiplayer yang Brutal
CS2 atau yang dulu dikenal sebagai CS:GO ini emang udah terkenal dengan komunitas yang toxic. Sebagai game FPS multiplayer yang sangat kompetitif, tingkat frustasi pemainnya juga tinggi banget, apalagi kalau lagi main ranked dengan stakes yang tinggi.
Yang bikin CS2 merusak persahabatan adalah pressure untuk perform yang sangat tinggi. Aim yang meleset sedikit aja udah bisa bikin tim kalah round, dan pastinya bakal ada yang komplain. Sistem economy dalam game juga sering jadi sumber konflik, terutama kalau ada yang gak mau eco atau force buy di waktu yang salah.
Komunikasi yang intens dan kadang kasar juga jadi ciri khas game multiplayer ini. Callout yang salah atau late bisa bikin frustrasi, dan sering berujung pada pertengkaran antar teammate.
5. Fall Guys – Game Multiplayer yang Deceptively Innocent
Jangan tertipu sama tampilan colorful dan cute-nya Fall Guys. Game battle royale yang satu ini bisa bikin orang kesel setengah mati, terutama kalau main party mode bareng temen. Yang tadinya ketawa-ketiwi bisa berubah jadi saling lempar controller.
Yang bikin Fall Guys frustrating adalah element luck-nya yang tinggi. Kadang kamu udah main perfect tapi tetep kalah gara-gara RNG atau griefing dari player lain. Belum lagi kalau ada temen yang sengaja sabotage atau grab kamu di final round, dijamin bakal ada yang ngambek.
Competitive nature yang tersembunyi di balik gameplay yang casual ini sering bikin orang unexpected emotionally invested, dan ujung-ujungnya malah jadi sumber drama.
6. Overwatch 2 – Game Multiplayer dengan Blame Culture
Overwatch 2 sebagai team-based shooter punya potensi besar buat bikin konflik antar teman. Game multiplayer ini sangat bergantung pada teamwork dan coordination, tapi sayangnya sering berujung pada blame game ketika tim kalah.
Yang paling sering jadi kambing hitam adalah support player yang dianggap gak heal dengan baik, atau DPS yang damage-nya kurang. Tank yang positioning-nya salah juga sering jadi target kemarahan. Padahal sebenernya, loss dalam Overwatch 2 itu hampir selalu karena team coordination yang buruk, bukan individual performance.
Meta yang constantly changing juga bikin beberapa orang stuck dengan hero favorit mereka, sementara yang lain minta switch ke hero yang lebih viable. Ini sering jadi sumber pertengkaran yang berkepanjangan.
Tips Menghindari Drama dalam Game Multiplayer
Meski game-game ini punya potensi merusak persahabatan, ada beberapa tips yang bisa kamu lakuin buat menjaga hubungan baik sama temen:
Pertama, set expectation yang realistic sebelum main. Gak semua orang punya skill level yang sama, dan itu normal aja. Kedua, fokus pada fun factor daripada winning. Ingat, tujuan utama main game adalah bersenang-senang, bukan bikin stress.
Ketiga, komunikasi yang positif dan constructive. Daripada nyalahin, mending kasih suggestion atau encouragement. Terakhir, tau kapan harus break. Kalau udah mulai panas, mending istirahat dulu daripada lanjut main dan bikin situasi makin buruk.
Kesimpulan
Game multiplayer memang bisa jadi double-edged sword dalam persahabatan. Di satu sisi, bisa jadi medium yang seru buat bonding, tapi di sisi lain bisa jadi sumber konflik yang serius. Yang penting adalah awareness dan maturity dalam menghadapi situasi kompetitif.
Remember, persahabatan lebih berharga daripada rank atau achievement di game manapun. Jadi, main dengan bijak dan jangan biarkan game multiplayer merusak hubungan yang udah dibangun bertahun-tahun!